Kamis, 20 Juni 2013

Permendikbud Tentang Kurikulum Tahun 2013

Draft Permendikbud tentang Kurikulum 2013 dapat klick di sini

Minggu, 02 Juni 2013

HIMBAUAN DAN HARAPAN

      Menyongsong berlakunya PKG dan PKB menuntut guru lebih berkreasi dan berinovasi, namun demikian dalam menyikapi hal ini ada tiga kelompok guru:
1. Kelompok guru yang pasrah apa adanya, mengingat usia yang sudah mendekati purna tugas.
2. Kelompok yang putus asa, karena sudah merasa tidak mampu dan tidak mau repot.
3. Kelompok yang optimis, kelompok ini dibedakan lagi menjadi dua yaitu:
    a. Kelompok yang merasa percaya diri selalu ada jalan keluar entah bagaimana caranya.
    b. Kelompok yang sungguh-sungguh bersikap positif dalam menghadapi setiap perubahan.
       Para pencetus kebijakan tentunya berharap guru berada di kelompok yang berpikiran positif dalam menghadapi setiap perubahan kebijakan. Betapapun sulit dan beratnya harus kita hadapi dan pasti ada solusi kalau kita mau berpikir positif. Salah satu solusi untuk menghadapi Permen PAN dan RB nomor 19 tahun 2009 adalah menguasai IT dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengembangan diri.
      Penguasaan IT dapat dipelajari sendiri atau dengan teman sejawat tapi untuk pengembangan diri yang mendapatkan kredit poin haruslah dengan sekumpulan orang yang telah mendapat legitimasi secara hukum sehingga ada produk dan sertifikat yang syah dan diakui angka kreditnya. Sekumpulan orang yang paling dekat dan mendapat legitimasi dalam penyelenggaraan kegiatan adalah MGMP. MGMP akan menjadi ujung tombak terdepan dalam memfasilitasi kebutuhan guru akan pengembangan diri. Namun keterbatasan finansial membuat ketidak berdayaan MGMP ketika akan menyelenggarakan kegiatan yang besar. Selama ini banyak yang merasa MGMP kegitannya itu-itu saja, namun untuk menyelenggarakan kegiatan yang bukan itu-itu saja dibutuhkan kerja keras dan keberanian yang luar biasa. Kerja keras harus dilakukan agar mendapat blockgrant dari pemerintah dan  keberanian harus muncul ketika kegiatan dengan biaya sendiri. Kalau mau sedikit menengok ke kanan dan ke kiri tentu ada jalan keluar yang bisa diikuti, tetapi sekali lagi berpikiran positif menjadi modal dan bekalnya.
       Mencontoh yang baik dan kemudian diterapkan adalah sesuatu tindakan yang terpuji tetapi sebaliknya mencemooh dan menduga-duga yang tidak baik pastilah sangat tidak terpuji.
       Berangkat dari kegagalan menggalang dana melalui  donasi on line (sekedar informasi sejak donasi online di launching hampir satu tahun hanya terkumpul dana Rp 50.000 dari seorang donatur) dan keterbatasan finansial munculah gagasan yang patut untuk direnungkan. MGMP mencoba bekerjasama dengan penerbit. Bentuk kerja samanya tidak dalam menyusun atau menerbitkan buku tetapi MGMP hanya memberikan surat rekomendasi kepada Bapak/Ibu Guru IPA untuk menggunakan buku dari penerbit tertentu yang telah bekerja sama dengan MGMP, keuntungan dari MGMP adalah akan mendapat royalti dari setiap buku yang digunakan. Royalti yang diterima MGMP tidak akan mengganggu keberadaan Bapak/Ibu dan Sekolah. Royalti yang diterima MGMP bukan untuk pengurus tetapi akan kembali ke Bapak/Ibu guru dalam bentuk kegiatan pengembangan diri. Kalau orang lain bisa mengapa kita tidak bisa?????????